Sunday, December 6, 2009

Lalu...


Lalu aku mencium nafasmu yang layu pada sudut cinta sejatimu,
Tatkala kau percayakan rumah pasir padaku,

Lalu petir membenamkannya pada langit biru,

Aku tertawa, tapi tak sampai keluar airmata…

Sungguh…
Kesetiaanmu akan kata ,
Dan jiwamu yang tak bercela akan binasa,

Seandainya saja kau bisa mendengarkan rencana-rencana jahat para dayang-dayang malam,

Kau tak akan pernah menitipkan rindu pada batu..

Atau mempertanyakan ayat tentang janji Tuhan padaku,

Karena hati kita sesungguhnya satu,
Namun dengan banyak telinga..
Mungkin aku bisa mendengarkan ketakutanku,

Dan kau hanya bisa bicara saja,

Lalu apa yang kau cari?

Malam?
Bulan?

Rumput?

Beku?

Atau syahdu?
J
angan pernah bertanya padaku lagi,

Karena aku tak pernah akan bisa menjawabnya…

No comments:

Post a Comment